Thursday, March 31, 2016

 




Jangkarku telah terpasang...
Sudah dirancang dan tak pernah bisa ditendang...
Aku akan berdiri sambil berdendang,..

Aku akan nyanyikan sebuah syair kata selendang...
Sutraku bertuliskan kata selamat datang...

Bukan sepasang mata bola lagi yang bergumam...
Namun bola dimata hatiku yang bermalam...

Tubuhku sudah ingin berseri...
Dipagi hari menyambut matahari...

Berkata SELAMAT DATANG WAHAI PERMAISURI !!! 
Hatiku tak akan gusar lagi...
Karena aku tau kau akan membuat sari...

SANG RAJA TELAH MENANTI...

Cintaku tak akan kuberikan bunga yang berduri...
Namun yang akan kuberikan anak - anak yang sejati !!! 
Dendangku tak mau berhenti...
Dia menunggu dengan pasti...

BERKATALAH SANG RATU DENGAN SANG GUSTI...
BUKTIKAN WAHAI YANG MAHA SUCI...

Aku sudah menunggu lebih dari seratus tahun sebelum masehi...
Rahimku berkata !!! 
Benih dari janinmu...
Mulai bermanja - manja...
Dirimu sudah tak ada kalimat dusta...
Aku ingin keluar menjadi cahaya...
Akan kuterangi bumi yang tercinta...
Tanah ini perlu bukti dan setia...
Bergelora bercerita dan berkata SELAMAT TINGGAL DERITA !!! 

Sang Raja dan Sang Ratu bersetubuh dengan Mesra...
Berharap anak yang dikandung jadi panutan Bangsa...

MENGUCAPKAN KALIMAT WAHAI TULANG RUSUKKU...

Goyanganmu berbau rindu...
Tubuhmu berkata dengan syahdu...
Wajahmu berdialog tak mau dimadu...
Karena dirimu yang nomer satu...

Taqdir yang mempertemukan kita...
Kodrat berkata mesra...
Dirimu yang selalu kupuja...
Aku tak akan binasa walaupun dinding sudah menjelma...
Aku akan setia sampai langit dan bumi memisahkan kita...

Corakmu sudah jelas...
Engkau tak pernah malas...
Berdiri diatas koredor yang berkelas...
Aku terkesima sambil menikmati tubuh yang berbilas...

BERKATA JANGAN LAGI ADA DUSTA DIANTARA KITA !!! 

Engkau tersenyum merasa puas...
Berkata Sayangku kita sudah jumpa...
Mari kita benahi tahta...
Tidak akan ada dusta...
Seperti lagu beruri marantika...
Beliaupun hanya punya kata - kata...
Sedangkan aku punya cinta...

Aku tersenyum dengan manja, kata hatiku...

INDONESIA PASTI MERDEKA...
SANG PEMPIN SUDAH BERJANJI SETIA...
KEPADA IBU PERTIWI YANG SUDAH LAMA MENDERITA...


Kebenaran akan melambaikan tangan...
Tanda kejahatan sudah berlalu...
Berkiprah di kehidupan...
Bernyanyi di kegelapan malam...
Berdialog dengan alam...
Menunjukkan kata salam...

SELAMAT DATANG KEHIDUPAN...

Puncakku telah tiba...
Birahiku telah menghiba...
Kutoreh detak jantungku yang membara...

TERNYATA ANAK CUCUKU, SUDAH BERBICARA...

Tuhan jika ini semua kehendakmu...
Beri aku kepastian...
Aku punya keinginan...
Sebelum waktuku tiba...
Semua sudah berjalan...
Jawabanmu kunantikan...
Sembahku padamu atas nama ketulusan...

Jangkauan sudah kujalankan...
Perisai sudah kutancapkan...
Aromaku sudah kuharumkan...
Jasad ini...
Selalu dan selalu mohon kepastian...
Karena rinduku tak pernah hilang...
Waktuku sudah terbilang...
Panoramaku akan semakin terang...
Berbinar di cahaya malam...

Kontakku tidak akan berakhir padamu Ya Ilahi...
Kaulah perlambangku Yang Maha Sakti...
Kaulah sebagai bukti...
Kami hidup dan mati...

Aku bersumpah dihadapanmu Ya Ilahi Robby...
Akan setia mengabdi...
Berdialog dan berjanji...
Keputusan hanya datangnya darimu...
Ya Sanubari Yang Maha Agung...


Wednesday, March 30, 2016

 
 
Indonesia adalah indornya manusia...
Beragam suku bangsa...
Berbahasa dan bermakna...
Berdaulat menentukan sikap...
Namun bebas berkehendak...

Interaksi menjadi aksi...
Menjadikan semua seksi...
Berkiprah seolah musisi...
Banyak sisi berdaulat berbentuk bulat...

Mantra menjadi mitra,...
Seakan seluruhnya bekerja...
Walau terjajah namun tetap Bhineka Tunggal Ika...

Nafasmu berdetak kencang...
Seolah engkau duduk diranjang...
Dalam keadaan telanjang...
Engkau mohon ditunjang...
Namun keranjang sedang menghilang...

KAU MENOREH PENA DIBATANG...

Hatimu sedang menggelinjang...
Ditendang diatas pinggan...
Namun engkau tidak terangsang...
Karena wajahmu sudah tegang...

INDONESIA jangan pernah khawatir...
Aku akan menjadi petir...
Walaupun getir sudah mencibir...
Aku punya bibir untuk bergulir...

INDONESIA Bangsa yang tidak pandir...
Rupamu elok bagaikan anyelir...
Rupamu rupawan selalu bergulir...
Semilir dipokok yang tak pernah berlendir...

INDONESIA Bangsa yang tak pernah kikir...
Terkilir namun tetap mangir...
Mampir berjumpa dengan yang selalu terukir...
Berjanji seperti pak kusir...
Yang selalu disisir walaupun banyak pasir...

INDONESIA Bangsa yang sejati...
Tempatnya putri berbakti...
Berendam di air yang suci...
Bergerak seperti kuda sembrani...

INDONESIA Tanah yang elok jelita...
Ibarat wanita yang bertaburan harta...
Selalu bermahkota sejak dulu kala...
Bertumpah darah...
Bernaung dan punya tahta...

INDONESIA...

INDONESIA...

INDONESIA...

Langkah berkaki kuda...
Berjejak selalu dipijak...
Tak takut diinjak dan dihujat...
Bangsa yang berderajad...
Bagaikan pria yang selalu bermunajad itulah...

INDONESIAKU YANG SELALU BERCERMIN DENGAN YANG SATU...



 


Zaman sudah berubah sayang...
Cintaku akan kupandang...
Aku tak mau lagi ditendang...
Karena aku sudah siap telanjang...
Diranjang yang penuh dengan kalimat di terjang...
Karena aku sang musang...
Yang berjalan dan selalu berjalan dan berhadapan...

Bertaubat bukan tomat...
Aku siap di lumat...
Agar aku tidak kumat...
Akulah si sang maklumat...

Jajaranku pangeran sakti...
Aku perlu bukti...
Engkau adalah cemeti...
Karena engkau penuh arti bahkan sangat berarti...

Tambatan jiwaku...
Raga akan menjadi satu...
Akulah pemersatu agar aku tak buntu...

Sumpah setiaku akan kupertaruhkan...
Aku akan berhubungan dengan jasadmu yang mendesah...
Aku butuh diasah agar aku tak putus asa...

Sayangku perisai hidupku...
Aku akan bergulat denganmu...
Aku menyambungkan tubuhku...
Karena aku akan sanggup bersetubuh...
Akan tumbuh tubuh - tubuh yang bergemuruh...
Aku bagaikan burung pungguk merindukan bulan...
 
Hai burung jangan kau bergelinjang di mana - mana...
Nanti engkau akan kuterjang...
Kutendang dan menjadi dandang...

MERDEKA kata yang di impikan...
Aku tak mengenal kalimat mimpi...
Karena aku tak pernah mimpi...

Tidurku jarang tersalur...
Aku bukan ubur - ubur...
Akupun bukan bubur...
Didalam dubur akan melebur...
Aku si tukang sembur...

Sayang jika kau datang...
Akan aku buat kau merangsang...
Agar kau sungsang di meja berpengalaman...
Kau bukan barang namun engkau orang...
Selalu senyum di setiap kehidupan...

Jika kau bengong itu jadi inspirasiku...
Jika kau berkata aku benci...
Aku ingin kau melamun...
Mengawang tinggi diudara...
Jadilah darah yang tidak pernah berdarah...
Karena darahmu sudah jadi tanah tumpah...

AKU ADALAH AKU...




Cintaku jangan pernah kau meninggalkan aku...
Aku sudah merindu...
Hatiku sendu bagai sembilu...
Kupasang tiang - tiang benderaku...
Kupancang memakai jaring - jaringku...
Kupertaruhkan jiwa ragaku...
Kusingkap sanubariku untukmu...

Wahai darahku...
Deritaku sudah lama kupikul...
Hasratku sudah lama ku kubur...
Aku tak mau lagi di hibur...
Karena diriku sang penghibur...

Laraku telah usai...
Diriku sudah pandai...
Aku ingin di belai...

AKU ADALAH AKU...

Cintaku oh cintaku...
Kukejar engkau lari...
Kudiam engkau berdiri...
Kuhampiri lalu kukebiri agar kau jangan lagi jadi biri - biri...
Sahabatku sejati tambatan jiwaku...

Aku lelah sangat lelah...
Jangan sampai aku mati...
Pusaranku akan mencari...
Dimanapun kau pergi...

Wahai pujangga nan rupawan...
Hatimu telah menawan...
Wajahmu lugu bagaikan perawan...
Meninggalkan jejak sampai diawan...
Simpanlah hatiku untukmu...
Simpanlah jiwaku untukmu...
Simpanlah rinduku untukmu...

Melamunmu senyumku...
Perkataanmu merobek - robek darah putihku...

Sisipkan jemariku ditanganmu...
Sisipkan rahimmu dipelupuk mataku...
Sisipkan rahmanmu dipuncak kehidupanku...

Wahai pujanggaku...
Peluklah aku erat - erat...
Agar aku tak melarat...
Aku sudah tidak ingin berkarat...
Pengeratku hanya dirimu yang menjadi berat...

Wahai purnama hatiku...
Telanjangi diriku...
Buka seluruh bajuku...
Jangan hanya melihat tubuhku...
Yang kumau tubuhmu menyatu...
Diperaduan kapal Indonesiaku...

AKU ADALAH AKU...
TETAP
AKU ADALAH AKU...

Friday, March 25, 2016



Impian diwaktu senja...
Berfikir saat kau tak ada !!! 

Ah alangkah manisnya pertiwi ini...
Melihat melalui jalan raya !!! 

Ah alangkah macetnya ibu kota ini...
Aku tak berhenti mengungkapkan kata doa ??? 
Hendak di bawa kemana sarana ini...

Cerita tiada akhir...
Semua akan berakhir...
Orde lama menjadi tabir...
Orde baru sudah akan lahir...

Tuhan pasti engkau berkenan...
Lambaikan tangan sejatinya manusia...
Berfikir melalui dada...
Bermesraan melalui canda...

Ya Allah dengan segenap jiwa raga...
Jangan kau abaikan tanah ini...
Ku tahu engkau yang satu...
Yang bisa jadikan pemersatu...

Tunjukkan pada kami Ya Allah...
Kami orang yang berani...
Melakukan tanda - tanda yang suci...
Bercengkrama tidak dibalik jeruji...

Ya Allah... 
Yang mempunyai alam semesta ini...
Bergabunglah dengan kami...
Kami adalah hambamu...
Yang ingin berbakti di bumi pertiwi ini...

Ya Allah... 
Suratanmu kunantikan...
Bahasamu kunantikan...
Aromamu kunantikan...
Maka jadikan kami satria yang tak terbenam...
Leraikan kami didalam kegelapan...
Sumbangsih kami akan menjadi patokan...
Kunci hati kami dari kemurkaan...
Lindungi kami dari kedangkalan berfikir...
Jadikan kami hambamu yang tidak pernah mungkir...

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA...





 


Pelipur lara di dalam kehidupan adalah Cinta...
Berdialog dengan alam maka menjadi qalam...
Bermesraan dengan gunung...
Memberi kasih sayang dengan bumi...
Maka lengkaplah dialog cinta...

Cinta bukannya harta...
Namun tahta yang menjadi mahkota...
Bermuara disamudra...
Bernaung di kediaman malam... 

Sepasang kekasih sedang bercumbu melalui pelupuk mata...
Jauh mengungkapkan kata cinta...
Namun hati tak berkata dusta...

Torehanku tak pernah menjadi bencana...
Berdaulat dialam semesta...
Berfikir menghadap jendela...
Berkabut namun bermakna...

Seruling malam bernahkoda...
Mengucapkan janji setia...
Terharu biru Indonesia...

Kemerdekaan bukan kata - kata...
Bukan juga berdialog dengan senjata...
Berkompromi dengan mahligai rumah tangga...


Intrik - intrik dari sebuah kehidupan...
Tak pernah mengalir melalui alam...
Apa lagi berbunyi qalam...
Memakai ilham...
Mengumpat tak tahu tempat...
Berjibaku seolah batu...
Menampakkan diwaktu yang buntu...
Bertabur dengan sembilu...

Ya Allah...
Didalam gelapku...
Aku berserah diri padamu...
Aku tak ingin memadumu...
Karena engkau hanyalah satu...
Jadikanlah fikiran berdaulat dengan ragaku...
Hidup dan matiku hanya untukmu Ya Allah...

Ya Allah...
Di dalam gelapku...
Aku bertafakur padamu...
Hanya iman di dada menjadi patokanku...
Berirama sesuai dengan kehendakmu...
Tunjukan jika aku salah...
Padamkan api amarahku Ya Allah...

Ya Allah...
Di dalam gelap berilah kami cahaya terang...
Bersinar bagai rembulan...
Bertabur laksana bintang...
Bermunajad laksana matahari...
Beri kami keringanan cara berfikir...
Agar kami selalu hadir...
Disetiap sudut kehidupan yang tanpa akhir...
Jadikan kami panorama tak berakhir Ya Allah...
Maha Benar Allah dengan segala firmanNya...


Hamba Allah yang paling hina...
Adalah yang tak sanggup bercermin di dalam dirinya sendiri... 

Menghujat tanpa berkaca...
Seolah - olah tak pandai membaca...
Tak beradab dan sangat nista...
Baju dibadan tak tau harga...
Baju orang lain dianggap hina...

Busuk...
Keji...
Tak tahu didiri...
Berbadan tak bertulang...
Ternyata tak lebih hidung belang...
Seolah - olah berfikir...
Ternyata pandir,merugikan orang tak tampak...
Menghasut orang seolah hebat...
Ternyata si raja kumat...

Wahai manusia...
Sadarkan diri engkau...
Jangan merasa hebat...
Menghina di depan orang banyak...

Hidup ini belajar...
Jangan seperti pengajar...
Ternyata diri tak pernah diajar...
Ingat manusia hamba...
Jangan orang suruh menghamba...
Berbicara tak bermoral...
Mengaku berakhlak tapi sering berbuat talak...

Kunci syurga bukan mulut yang terbelalak...
Namun tahu diri...
Bahwa engkau tak lebih dari seorang yang selalu bermunajat...
Menginjak dan terinjak...
Nanti engkau akan dihujat...
Itulah setan yang tak punya harkat dan martabat...


Kau berikan setangkai bunga mawar...
APA ARTINYA ?
Kau berikan melati nan harum...
APA ARTINYA ?
Kau berikan senyum dengan arti...
APA ARTINYA !!!
Sabdaku menjulang tinggi...
Hasratku berbalut suci...
Jantungku bermata sapi...
Jiwaku bagaikan sampul yang tak pernah mati...

Kurobek kertas - kertas yang sudah terpakai...
Namun kau katakan JANGAN...
Kuremas - remas jariku ini...
Namun kau katakan JANGAN...
Kualihkan perhatianku ini...
Namun kau katakan , JANGAN , JANGAN DAN JANGAN...

Aku tercengang dan tertantang...
Hidupku tak ingin lintang pukang...
Akupun tak ingin di tendang...
Karena aku  BANGSA YANG MENANG...

Aku bernafas dengan urat nadi...
Hidupku bagaikan siar sang pemberani...
Torehanku tak pernah mati...
Karena aku  BANGSA YANG SEJATI...

Sampaikan pada sang diri...
Aku ini sudah pulih kembali...
Negeri ini adalah permaisuri...
Walaupun sekarang ini mati suri...
Sebentar lagi akan mempunyai  JATI DIRI...

Paduka sejati akan hadir lagi...
Mengulang sejarah...
Bermandikan pertiwi...
Disanalah harta bukan imajinasi...
Meletakkan singgasana bagi  BANGSA INI...

Sulaman emas berbaju besi...
Disini dimas disana kang mas...
Bulatkan permata didalam hati...
Karena akulah pujaan yang selalu dan selalu ada  DIHATI...

Torehan dadamu mutu manikam...
Engkaulah sang pangeran...
Berkata tak didulang...
Berirama tak sanggup orang menendang...

Kasihku dambaan kalbuku pulanglah engkau kenegerimu...
Disini telah banyak yang menunggu...
Kibarkan pusakamu...
Kobarkan semangatmu...
Berjanjilah pada yang satu...
Kutunggu kau dilaut nan biru...
Karena aku tau tanpamu aku akan menjadi ungu...

NAMUN KEHADIRANMU SELAMATKAN PEMERSATU...
DIALAH INDONESIAKU...

Thursday, March 24, 2016

[






Kau menanggung derita dengan senyum...
Kau berbalut cinta dengan cemeti...
Kau bertabur harta dengan pertiwi...
Kau pemberi cerita dengan sejati...

ITULAH SOEKARNO SI TANGAN BESI !!! 

Otakmu setengah bumi ini...
Hatimu seluas samudra...
Jendela hati ibu pertiwi...
Panoramamu pelangi yang suci... 

ITULAH SOEKARNO SI TANGAN BESI !!! 

Kau mengandung si jabang bayi...
Yang akan melahirkan di kemudian hari...
Berjanji pada sang kekasih...
Mengabadikan bagi BANGSA ini

Wahai soekarno... 
Engkaulah satria sejati, 
Berkata bagaikan pedati, 
Berbuat bagaikan kuda sembrani. 

7 dekade pemimpin di nusantara ini, 
Namun aku tak pernah perduli, 
Kecuali dirimu yang ada dihati ini, 
Karena aku yakin dirimu akan kembali. 

Cameramu sudah berkibar di bumi, 
Talentamu kau berikan pada anakmu yang sejati, 
Dirimu kau persembahkan bagi negeri, 
Jiwamu kau tarik di sanubari anak bangsa ini. 

Wahai Bung kekasih hati, 
Jangan kau pernah kelain hati, 
Piluku memuai di tepi,
Hasratku akan ku persembahkan sampai mati. 

Wahai bung cinta sejatiku, 
Lambaikan tanganmu, 
Berilah senyum pada anak bangsamu, 
Ku tau kau ada di sisiku, 
Raihlah tangan - tangan jantung hatimu, 
Mereka tau kau ada di setiap sisi kehidupanku. 

Tanda tanganmu kunantikan, 
Jawaban kuharapkan, 
Berilah bangsa ini harapan, 
Agar terjadi kesatuan. 

Terimalah salam rindu dari kami, 
Terimalah salam sayang dari kami, 
Terimalah salam hormat dari kami dan terimalah salam MERDEKA dari KAMI.







Tuhan...
Jika aku bercerita hidup...
Aku takut akan hidup...

Tuhan... 
Jika aku bercerita mati...
Aku takut akan mati...

Ya Allah...
Penguasa Alam Semesta...
Beri aku kalimat bagai mana cara tidak takut...
Jangan sampai aku seperti perkutut...
Menuntut dihari berikut...
Terperosok dijurang yang jorok...
Karena aku bergelimang dengan kodok...
Jongkok seperti orang bongkok...
Bengkok namun tetap berkokok...

Sabda sudah terbilang...
Namun selalu kutendang...
Berharap menjadi musang...
Yang terjadi merangsang dipohon pisang...

Inilah yang terjadi jika aku tak sungsang...
Aku lupa akan pualam...
Yang berbinar menunjukan sinar...
Namun cahaya bagiku tak bersinar...

Wahai qolbu yang Agung...
Beri sisipan padaku...
Tentang hubunganmu pada yang satu...
Karena selama ini aku tak mau tau...
Hatiku telah membatu...
Karena otakku selalu kubuat buntu...
Jika tergores aku membiru...
Itulah deru bercampur debu...

Sukmaku... 
Yang mau tau...
Beri aku sesuatu...
Buntuku yang sudah membatu...
Ingin selalu dibantu...
Diriku sudah tak tau...
Akan kemana yang mau dituju...
Diriku bergumam tak berguru...
Selama ini aku merajut bisu...

Akhirnya aku terjerumus di lubang batu...
Beri aku selimut rindu...
Agar saat aku ditandu aku sudah mampu..

.



Bersatu dengan alam...
Mencintai...
Dicintai...
Tercinta...
Bercinta mengandung cerita...

Derita ada batas...
Selalu dengan lintas...
Berbinar tak pernah kandas...
Terhempas tiada batas...

Curamku telah usai...
Aku tak perlu merasai...
Aku tak takut menghadapi perisai...

KARENA AKU ADALAH AKU...

Tombak di dadaku berbunyi dengan sendu...
Aku bagaikan bulu perindu...
Hatiku sudah ditandu karena aku adalah si perindu...

Torehan di dadaku berucap nama...
Suatu bahasa sansekerta...
Beliaulah kesatria...
Tak berbicara tak pandai berdusta...

Sayang kupersembahkan diriku dengan setia...
Kupancangkan bentuk sangsaka...
Walaupun sudah lama menderita...
Namun hikmah tak membawa sengsara... 

Aku sudah bertekat...
Tanah tumpah darah sudah harus berbudaya...
Fikiranku membawa berita...
Benderaku sudah harus bijaksana...

KARENA AKU ADALAH AKU...



Segudang cerita,,,
Segunung permasalahan...

ITULAH INDONESIA...

Berbagai kebudayaan akhirnya diperdayakan..
Berjalan dengan tak aman...
Selalu jadi goncangan...
Beradat namun banyak yang tak beradab...
Melimpahkan kesalahan kesiapapun yang dianggap sembab...
Goncangan jiwa jadi penyebab...

Berkurap takut tengkurap...
Berfikir namun kikir...
Berzikir namun hidup seperti orang pandir...

WAHAI INDONESIA !!! 

Dimana tubuhmu ? 
Dimana rakyatmu ? 
Dimana kharomahmu ? 

Tubuhku mulai beku...
Hatiku bagai sembilu...
Taqdirku belum jadi satu... 

Aku Indonesia...
Aku selalu memberi jasa...
Aku yang diberi kuasa...
Namun diriku menjelang putus asa !!! 

Sebentar lagi taqdirku akan menderita...
Karena ulah manusia yang membawa sengsara...
Diberi harta namun tak di jaga...
Malah berbuat semena - mena...
Berbuat zinah dimana - mana...
Angkara murka akan tiba...

DIMANA TUHANMU ? 
DIMANA ALLAHMU ? 
DIMANA ILAHIMU ? 

Mengapa kau tak takut akan dirimu ?
Pusaramu sudah dekat...
Engkau siap diangkat...
Dirimu kau ciptakan murtad...
Kau lupa Allah Maha Melihat...
Jasadmu akan mengumpat...
Karena kau lupa menciptakan angka empat...
Semua yang dipakai jalan yang sesat...

AKU INDONESIA...

Alamku tak mau sia - sia...
Aku tercipta dari yang Maha Esa...
Yang berkuasa dialam semesta...
Walaupun ragaku dianiaya...
Oleh manusia yang tak berguna...

AKU TETAP INDONESIA...

Kau cabik...
Kau rampas...
Kau hina...
Kau gadai...
Namun aku tetap INDONESIA... 

Jangan kau fikir aku akan diam...
Aku tak mungkin bungkam...
Aku akan melawan...
Bagi siapapun yang menerjang...
Akan kutendang sampai lingkang pukang...

Jasadku akan abadi karena aku ibu pertiwi...
Sekalipun aku dianggap mati...
Namun aku akan kembali...

AKU INDONESIA...

Aku sudah berjanji kepada ILAHI YANG MAHA SUCI...
Pelukis yang paling murni...
Alam yang sejati, akan kujaga sampai mati...
Walaupun sampai hari ini tubuhku sudah tidak murni lagi...
Namun sukmaku akan akan pulih kembali...

AKU AKAN MENCIPTAKAN INDONESIA YANG SEJATI...
TANPA BASA BASI...

AKU INDONESIA AKU ADALAH AKU...



Jaringan di sarafmu mulai bermekaran...
Seperti akan, membentuk sebuah jangkar...
Melingkar berputar...
Memberi warna senada dengan irama...
Namun bisa menjadi sukma...

Kapan engkau mau berpaling, menuju kebenaran ??? 
Nada tanya ini selalu dan selalu...
Melingkar - lingkar di dalam dada...
Berselaput tak ternoda...
Namun dirinya selalu dan selalu menyesakkan dada...

Ilafat kadang kala tak sempat di dapat...
Karena selalu dan selalu beda pendapat...
Mengumpat siapa dapat...
Menoreh tak pada tempat...
Seperti orang bermain pat pat gulipat...
Siapa cepat dia dapat...

MENGAPA MANUSIA SELALU TAK SEPENDAPAT...

Torehan pena menjadi pucat...
Seakan di cat seperti rapat...
Ternyata hidup banyak yang tak di dapat...
Karena terlena dan selalu mengumpat...

Ya Allah ya Tuhan kami... 
Berilah kami kesempatan...
Jika kami alpa...
Jangan kami tak diberi rupa...
Kami akan papa karena kami manusia...
Berilah kami sebuah nama...
Kebenaran akan mejelma...
Kami ingin bermakna...
Hidup di dunia tak mau terlena...
Kunci hati kami dari berhala...
Kami akan yakin diterima di syurga...

Wednesday, March 23, 2016





Jika kamu cinta padaku !!! 
APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN ???
Jika kamu sayang padaku !!! 
APA YANG AKAN KAMU PAMERKAN ??? 
Jika kamu mengasihiku !!! 
APA YANG AKAN KAMU SALURKAN ??? 
Tabirku INDONESIA...

Takdirku juga INDONESIA...
Didiriku banyak sampah...
Aku sumpah serapah...
Aku tak lebih seperti tampah...
Aku bergoyang - goyang tak tau arah...
Semakin berkerah semakin marah...
Melihat diri seperti tak bersejarah...

KEMANA MIMPIKU !!! 

Tuhan beri aku kabar...
Aku sudah tak sabar...
Melihat manusia mulai menebar...
Benih yang disalurkan seperti wabah...

KENAPA MANUSIA YANG SELALU MENYEMBAHMU...
NAMUN SELALU MELAKUKAN HAL YANG SALAH...

Apakah ada yang salah di dalam bumi ini !!! 
Ciptaanmu murni...
Kenapa yang datang berbentuk mumi...
Berbalut tak bertepi...
Yang hadir hanyalah mimpi... 

Tuhan turunkan sari yang membuat kami berseri...
Aku takut sebagai hambamu menjadi beku...
Aku tak sanggup di tandu...
Karena aku belum punya ilmu...
Akupun akan merasa pilu...
Kalau aku hanya berhala yang semu... 

Ya Allah aku akan berpelukan dengan jalinan asmaraku...
Berdiri tegak pada saat aku merasa tubuhku mengalun rindu...
Pada saat jasadku berpeluh menjamin...
Anak pertiwi bersatu...

AKULAH INDONESIA MENGALUN RINDU...